FOB adalah initialism yang berkaitan dengan pengiriman barang. Tergantung pada penggunaan tertentu, mungkin berdiri untuk Free On Board atau Pengangkutan On Board. FOB
menentukan partai mana (pembeli atau penjual) yang membayar pengiriman
dan pemuatan biaya, dan / atau di mana tanggung jawab atas barang
ditransfer. Perbedaan
terakhir adalah penting untuk menentukan kewajiban atau risiko
kehilangan barang hilang atau rusak dalam perjalanan dari penjual kepada
pembeli.
Makna yang tepat dan penggunaan "FOB" dapat bervariasi secara signifikan. Pengiriman
internasional biasanya menggunakan "FOB" seperti yang didefinisikan
oleh standar Incoterm, di mana ia selalu berdiri untuk "Free On Board". Pengiriman
domestik di AS atau Kanada sering menggunakan arti yang berbeda, khusus
untuk Amerika Utara, yang tidak konsisten dengan standar Incoterm.
Amerika Utara penggunaan FOB sesuai dengan Incoterms kurang lebih sebagai berikut:Amerika Utara IncotermFOB shipping point atau titik FOB shipping, pengiriman mengumpulkan FCA titik pengirimanFOB shipping point, barang prabayar CPT tujuanFOB destination atau tujuan FOB, freight tujuan DAP prabayarFOB tujuan, pengiriman mengumpulkan No setara IncotermIsi
* 1 Incoterm
* 2 Amerika Utara
* 3 Akuntansi dan audit
* 4 Referensi
IncotermsInformasi lebih lanjut: Incoterms
Berdasarkan
standar Incoterm diterbitkan oleh International Chamber of Commerce,
FOB singkatan dari "Free On Board", dan selalu digunakan dalam
hubungannya dengan pelabuhan muat [1]. Menunjukkan "FOB port" berarti
bahwa penjual membayar untuk transportasi dari barang ke pelabuhan pengiriman, ditambah biaya beban. Pembeli
membayar biaya transportasi angkutan laut, asuransi, bongkar, dan
transportasi dari pelabuhan kedatangan ke tujuan akhir. Berlalunya risiko terjadi ketika barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengiriman.
Misalnya,
"FOB Vancouver" menunjukkan bahwa penjual akan membayar untuk
transportasi barang ke pelabuhan Vancouver, dan biaya muat barang ke
kapal kargo (ini termasuk pedalaman pengangkutan, Bea cukai, asal biaya
dokumentasi, demurrage jika ada, biaya penanganan Pelabuhan asal, dalam hal ini Vancouver). Pembeli membayar semua biaya di luar itu titik (termasuk bongkar). Tanggung jawab untuk barang dengan penjual sampai barang melewati pagar kapal. Setelah kargo sudah lewat pagar kapal dan di kapal, pembeli mengasumsikan resiko.
Karena
potensi kebingungan dengan penggunaan Utara dalam negeri Amerika "FOB",
disarankan bahwa penggunaan Incoterms secara eksplisit ditentukan,
bersama dengan edisi standar [2] [3]. Misalnya, "FOB New York (Incoterms
2000 ) ". Incoterms diterapkan terutama untuk perdagangan internasional, bukan perdagangan dalam negeri dalam suatu negara.
Ini penggunaan "FOB" berasal dari hari-hari kapal berlayar. Ketika
pertama ICC menulis pedoman mereka untuk penggunaan istilah pada tahun
1936, [4] rel kapal sering masih relevan, sebagai barang sering melewati
rel dengan tangan. Dalam era modern containerization, "rel kapal" istilah agak kuno untuk tujuan perdagangan. Standar telah mencatat hal ini. Incoterms
1990 menyatakan, "Ketika kereta api kapal tidak melayani tujuan
praktis, seperti dalam kasus lalu lintas roll-on/roll-off atau wadah,
istilah FCA lebih tepat untuk digunakan." Incoterms
2000 mengadopsi kata-kata, "Jika para pihak tidak berniat untuk
mengirimkan barang-barang melintasi rel kapal, istilah FCA harus
digunakan." [1][Sunting] Amerika Utara
Di
Amerika Serikat, FOB istilah umum digunakan saat pengiriman barang
untuk menunjukkan siapa yang membayar biaya bongkar muat dan
transportasi, dan / atau tempat di mana tanggung jawab transfer barang
dari pengirim ke pembeli.
"FOB
shipping point" atau "asal FOB" menunjukkan pembeli membayar biaya
pengiriman dan mengambil tanggung jawab untuk barang pada saat barang
meninggalkan tempat penjual. "FOB
tujuan" menunjuk penjual akan membayar biaya pengiriman dan tetap
bertanggung jawab atas barang sampai pembeli mengambil kepemilikan [5].
Sebelumnya,
di bawah Uniform Commercial Code, baik "asal FOB" dan "tujuan FOB"
meninggalkan penjual bertanggung jawab untuk membayar biaya pemuatan
barang di atas kapal pembawa, maka "Free On Board". Ketika
pembeli bertanggung jawab untuk memuat biaya juga, istilah UCC adalah
"FAS", "Free Selain". [6] Saat ini, UCC telah dihapus FOB dan FAS
meninggalkan definisi istilah-istilah ini hingga penafsiran para pihak
atau hukum negara yang berlaku itu. Banyak negara telah sepenuhnya atau sebagian mengadopsi istilah UCC tanpa menyadari bahwa UCC telah meninggalkan definisi. [7] [tidak dalam kutipan yang diberikan]
Sebuah
istilah terkait tetapi terpisah "CAP" ("pelanggan diatur pickup")
digunakan untuk menunjukkan bahwa pembeli akan mengatur pembawa pilihan
mereka untuk memilih barang sampai di tempat penjual, dan tanggung jawab
untuk setiap kerusakan atau kerugian milik pembeli.[Sunting] Akuntansi dan audit
Di masa lalu, Anda akan dapat menentukan kapan gelar ditransfer untuk barang didasarkan pada titik FOB. Sebagai
contoh, pada tahun dan periode-end barang dalam perjalanan bawah "FOB
tujuan" (Amerika Utara penggunaan) muncul pada neraca penjual tetapi
tidak dalam neraca pembeli, karena risiko dan manfaat dari perubahan
kepemilikan kepada pembeli di "tujuan" port.
Adalah
jauh lebih mudah untuk menentukan transfer judul ketika dengan mengacu
pada persyaratan yang telah disepakati dan kondisi transaksi, biasanya,
judul melewati dengan risiko kerugian. Pengalihan hak dapat terjadi pada waktu yang berbeda (atau peristiwa) dibanding istilah pengiriman FOB. Pengalihan hak adalah unsur pendapatan yang menentukan siapa yang memiliki barang dan nilai yang berlaku.
Biaya
impor ketika mereka mencapai perbatasan satu negara untuk memasuki
negara lain di bawah kondisi FOB Destination adalah karena di pelabuhan
pabean negara tujuan. [8]
Dengan
munculnya e-commerce, transaksi elektronik paling komersial terjadi di
bawah ketentuan "FOB shipping point" atau "FCA titik pengiriman".
Rabu, 27 Maret 2013
Selasa, 26 Maret 2013
AKUNTANSI DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
1.
Pengantar
Dalam dunia usaha kita mengenal perusahaan jasa dan
perusahaan dagang.Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa, sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pembelian dan penjualan.
Kegiatan perdagangan yang makin berkembang menuntut
ketersediaan laporan keuangan yang cepat dan akurat.Seorang akuntan memiliki
tugas untuk membukukan transaksi yang terjadi di perusahaan harus dapat
memenuhi harapan tersebut.Hal ini dimulai dengan melakukan analisis dan
mencatat transaksi secara tepat.
1.1
Pengertian
Perusahaan Dagang
Perusahaan
dagang adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha pokok membeli barang
dari pihak lain dan menjualnya kembali kepada pihak lain tanpa mengubah wujud
fisik atau sifat barang tersebut dengan tujuan untuk memperoleh laba atau
keuntungan.
Barang
dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali.Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama perusahaan dagang
adalah membeli dan menjual barang dengan tanpa mengubah wujud fisik ataupun
sifat barang tersebut.
Berikut
ini merupakan karakteristik dari perusahaan dagang:
1.
Kegiatannya melakukan
pembelian dan penjualan barang dagangan
2.
Pendapatannya berasal
dari hasil penjualan barang dagangan
3.
Terdapat perhitungan
Harga Pokok Penjualan untuk menentukan laba atau rugi
4.
Beban operasionalnya
terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi umum
1.2
Kegiatan
dan Siklus
Perusahaan Dagang
ü Transaksi-transaksi
yang menjadi ciri-ciri perusahaan dagang yaitu sebagai berikut:
1.
Transaksi pembelian
barang dagangan
Transaksi
pembelian barang dagangan adalah membeli barang dagangan baik secara tunai
maupun secara kredit. Jika pembeliannya secara kredit maka akan menimbulkan
Utng Dagang.
2.
Transaksi Retur
Pembelian dan Pengurangan harga
Transaksi
retur pembelian dan pengurangan harga adalah mengembalikanatau sebagian barang
yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
3.
Potongan Pembelian
Potongan
pembelian adalah potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang secara
tunai atau lebih cepat dari pada jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat
pembayaran.
4.
Beban Angkut Pembelian
Beban
angkut pembelian adalah biaya beban angkut yang ditanggung oleh pembeli.
5.
Transaksi Penjualan
Barang Dagangan
Transaksi
penjualan barang dagangan adalah menjual barang dagangan baik secara tunai
maupun kredit. Jika penjualannya secara kredit maka akan menimbulkan piutang dagang.
6.
Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga
Retur
penjualan dan pengurangan harga adalah menerima kembali sebagian barang yang
telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
7.
Potongan Penjualan
Potongan
penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual karena pelunasan piutang
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
8.
Beban Angkut Penjualan
Beban
angkut penjualan adalah biaya beban angkut untuk mengirim barang yang
ditanggung oleh penjual.
9.
Pembayaran Utang
Pembayaran
utang adalah melunasi kewajiban atas pembelian barang dagangan secara kredit.
10.
Penerimaan Piutang
Penerimaan
piutang adalah menerima pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
11.
Persediaan Barang
Dagangan
Barang
dagangan yang dibeli untuk dijual kembali ada kalanya selama periode tertentu
belum seluruhnya terjual sehinga pada akhir periode tertentu masih terdapat
sisa barang dagangan. Sisa barang dagangan yang belum terjual ini setelah
dihitung nilainya akan dicatat pada akun persediuaan barang dagangan. Bukti
pencatatan untuk persediaan barangdagangan ini adalah bukti memorial.
ü
Syarat Pembayaran dan
Penyerahan Barang
1. Syarat Pembayaran
Syarat
pembayaran yang biasanya berlaku dalam
transaksi jual beli antara lain sebagai berikut:
a) Pembayaran
tunai atau on cash, artinya pembayaran dilakukan pada saat terjadinya
penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli atau pada saat
terjadinya transaksi jual beli.
b) Pembayaran
kredit atau on account, artinya pembayaran dilakukan selang beberapa waktu
setelah penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Jangka waktu pembayaran
(saat jatuh tempo) biasanya dicantumkan dalam faktur atau bukti transaksi
pembelian dan penjualan barang dagangan. Syarat-syarat pembayaran yang
tercantum dalam faktur antara lain adalah sebagai berikut:
v Syarat
n/30
Artinya pembeli
harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari setelah tanggal transaksi.
v Syarat
2/10 n/30
Artinya pembeli
akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila ia melunasi harga barang paling
lambat 10 hari setelah tanggal transaksi atau pembeli melunasi harga barang
dalam kurun waktu 30 harisetelah tanggal transaksi tanpa mendapatkan potongan.
v Syarat
EOM (End of Month)
Artinya harga
bersih faktur harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan dan pihak penjual
tidak memberi potongan tunai kepada pembeli
v Syarat
2/15 EOM
Artinya adalah
jika pembayaran dilakukan dalam waktu 15 hari maka pembeli akan mendapatkan
potongan 2 %, sedangkan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya pada akhir
bulan.
2. Syarat
Penyerahan Barang
Syarat
penyerahan barang merupakan kesepakatan antara pihak penjual dan pihak pembeli
yang berhubungan dengan tempat barang yang akan diserahterimakan setelah terjadi
kecocokan atau kesesuaian mengenai harga. Jadi syarat penyerahan adalah
perjanjian antara kedua belah pihak mengenai siapa yang akan menanggung biaya
pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli. Beberapa syarat
penyerahan yang biasanya terjadi dalam jual beli barang yaitu sebagai berikut:
a) FOB
Destination Point (free on board destination point)
FOB destination
point atau frangko gudang pembeli yaitu biaya angkut barang mulai dari gudang
penjual sampai kegudang pembeli ditanggung oleh penjual. Hak kepemilikan barang
masih ditangan penjual sampai barang sampai ketangan pembeli.
b) FOB
Shipping Point (free on board shipping point)
FOB shipping
point atau frangko gudang penjual adalah biaya angkut barang mulai dari gudang
penjual sampai gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli. Hak kepemilikan
barang sejak keluar dadri gudang penjual sudah menjadi hak pembeli.
c) CIF
(cost, insurance and freight)
CIF adalah pihak
penjual menanggung biaya pengiriman barang dan premi asuransi kerugian atas
barang tersebut.
d) CIFIC
(cost, insurance, and freight inclusive commission)
CIFIC adalah
pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang, premi asuransi kerugian serta
tanggungan biaya komisi atas barang tersebut.
1.3
Perbedaan
Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
a.
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan
usahanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan/penghasilan melalui pelayanan
jasa-jasa tertentu.Dalam proses perusahaan jasa hanya melakukan kegiatan
menjual jasa. Dan ini yang menjadikan perusahaan jasa sangat mudah di lakukan
proses penjurnalan. Akan tetapi jangan lupa jika melakukan proses penjurnalan
dan pembuatan laporan keuangan harus dengan teliti. Jika salah sedikit bisa
membuat kesaalahan pada laporan - laporan selanjutnya.
Perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi tidak terdapat
komponen atau akun harga pokok penjualan
b.
Perusahaan Dagang
Dalam proses perusahaan dagang,ini terjadi banyak
kegiatan jadi lebih rumit daripada perusahaan jasa. Perusahaan dagang
adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang
dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.kegiatan dalam
perusahaan dagang ialah : Membeli barang dagang , Menjual barang dagang ,
Memberikan potongan jika perlu. dan lain-lain. Inilah juga yang membuat
perusaahn dagang harus meiliki akuntan yang sangat teliti. Karena ke depannya
perlu sekali seorang akuntan untuk bisa meninjau , membuat , memberikan
informasi berupa alaporan yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.pada
perusahaan dagang muncul akun persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga
pokok penjualan.
1.4 Aturan Debit Kredit dalam Akuntansi Perusahaan Dagang
Pada
hakekatnya aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang
tidak berbeda jauh dengan perusahaan jasa, hanya saja pembeda dari
kedua perusahaan
dagang tersebut yaitu adanya akun yang tidak terdapat dalam perusahaan
jasa
tetapi ada dalam perusahaan dagang. Untuk lebih jelasnya kita lihat
aturan-aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang
sebagai
berikut :
Nama Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Saldo Normal
|
Kas
|
+
|
-
|
Debit
|
Kendaraan
|
+
|
-
|
Debit
|
Piutang
Dagang
|
+
|
-
|
Debit
|
Barang
Habis pakai
|
+
|
-
|
Debit
|
Peralatan
Kantor
|
+
|
-
|
Debit
|
Gedung
|
+
|
-
|
Debit
|
Tanah
|
+
|
-
|
Debit
|
Perabotan
|
+
|
-
|
Debit
|
Perlengkapan
|
+
|
-
|
Debit
|
Asuransi
di bayar dimuka
|
+
|
-
|
Debit
|
Sewa
dibayar dimuka
|
+
|
-
|
Debit
|
Beban
dibayar dimuka
|
+
|
-
|
Debit
|
Biaya
Sewa
|
+
|
-
|
Debit
|
Macam-macam biaya
|
+
|
-
|
Debit
|
Gaji
Pegawai
|
+
|
-
|
Debit
|
Biaya
Bunga
|
+
|
-
|
Debit
|
Biaya
Promosi
|
+
|
-
|
Debit
|
Prive
|
+
|
-
|
Debit
|
Utang
dagang
|
-
|
+
|
Kredit
|
Utang
Jangka Panjang
|
-
|
+
|
Kredit
|
Utang
Jangka Pendek
|
-
|
+
|
Kredit
|
Pendapatan
|
-
|
+
|
Kredit
|
Modal
|
-
|
+
|
Kredit
|
Pendapatan
lainnya
|
-
|
+
|
Kredit
|
Pendapatan
diterima dimuka
|
-
|
+
|
Kredit
|
Beban
yang masih harus dibayar
|
-
|
+
|
Kredit
|
Sewa
diterima dimuka
|
-
|
+
|
Kredit
|
Persediaan
barang dagangan
|
+
|
-
|
Debit
|
Penjualan
|
-
|
+
|
Kredit
|
Retur
penjualan dan pengurangan harga
|
+
|
-
|
Debit
|
Potongan
penjualan
|
+
|
-
|
Debit
|
Beban angkut penjualan
|
+
|
-
|
Debit
|
Pembelian
|
+
|
-
|
Debit
|
Retur
pembelian dan pengurangan harga
|
-
|
+
|
Kredit
|
Potongan
pembelian
|
-
|
+
|
Kredit
|
Biaya
angkut pembelian
|
+
|
-
|
Debit
|
2
Jurnal Umum
Berikut ini
merupakan cara pencatatan transaksi-transaksi dalam jurnal umum:
1.
Pencatatan transaksi pembelian
Pada saat
pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian dan
mengkredit akun kas (jika pembelian secara tunai) atau mengkredit akun utang
dagang (jika pembelian secara kredit)
Ø
Contoh 1:
Pada
tanggal 5 Mei 2011 PT.Andalas membeli barang dagangan secara tunai kepada PT. Royal
sebesar Rp. 200.000
Ø
Penyelesaian:
Transaksi diatas
akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/5 Pembelian Rp. 200.000 -
Kas - Rp. 200.000
Ø
Contoh 2:
Pada
tanggal 7 Mei PT. Andalas membeli barang dagangan secara kredit kepada PT.
Royal sebesar Rp. 200.000
Ø
Penyelesaian:
Transaksi diatas
akan dicatat dalamjurnal umum sebagai berikut:
7/5
Pembelian Rp. 200.000 -
Utang Dagang - Rp. 200.000
2.
Pencatatan transaksi retur pembelian dan
pengurangan harga
Barang yang dibeli ada kalanya tidak sesuai dengan
pesanan, maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada penjual atau dilakukan pengurangan harga pembelian. Transaksi tersbut
diatas dicatat dengan mengkredit akun retur pembelian dan pengurangan harga
pembelian, serta mendebit akun kas jika pembelian secara tunai. Apabila
pembelia secara kredit maka akun yang di debit adalah akun utang dagang.
Ø
Contoh 1:
Pada
tanggal 12 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara tunai pd
tanggal 5 Mei kepada PT Royal karena
rusak sebesar Rp 50.000
Ø
Transaksi diatas akan dicatat PT Royal dalam jurnal umum sebagai berikut:
12/5 Kas Rp 50.000 - Retur Pembelian - Rp 50.000
Ø
Contoh 2:
Pada
tanggal 14 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara kredit
dari PT Widya sebesar Rp 50.000
Ø
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
14/5 Utang Dagang Rp 50.000 -
Retur Pembelian - Rp 50.000
3.
Pencatatan transaksi potongan pembelian
Dalam pembelian barang telah ditentukan syarat
pembayaran pada faktur, misalnya 2/10 n/30. Artinya pembeli akan mendapatkan
potongan sebesar 2% dari harga awal barang dagang apabila pembeli melunasi
utangnya paling lambat 10 hari dari tanggal transaksi atau pembeli tidak akan
mendapatkan potongan jika melunasi utangnya dalam kurun waktu 30 hari.
Ø
Contoh :
Pada tanggal 24 Mei 2011 PT Intn membayar utang sebagai pelunasan faktur
pembelian tertanggal 20 Mei 2011 kepada PT Bumi Persada sebesar Rp 400.000
dengan syarat 2/10, n/30
Ø
Penyelesaiannya:
Karena pelunasan faktur dilakukan pada tanggal 24 Mei 2011 atau 4 hari setelah tanggal transaksi, maka tramsaksi
terjadi dalam masa potongan. Perhitungan potongan yang diterima PT Intan
Perwira dan jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut:
Jumlah harga dalam faktur
=Rp 4.000.000
Pot. Tunai 2% x Rp 4.000.000 =Rp
800.000+
Jumlah yang harus dibayar
=Rp 3.200.000
Ø
Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai
berikut:
24/5 Utang Dagang Rp
4.000.000 -
Kas -
Rp 3.200.000
Pot.Pembelian -
Rp 800.000
4.
Pencatatan transaksi beban angkut pembelian
Jika dalam syarat penyerahan barang ada FOB Shipping
Point, yaitu biaya angkut atas barang dari gudang penjual sampai ke tempat pembeli
menjadi tanggungan pembeli.
Ø Contoh 1:
Pada tanggal 20 Mei 2011 PT Andalas membeli barang dagangan dari PT Purnama seharga Rp 500.000 dengan
syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Shipping Point. PT Andalas
membayar biaya angkut atas barang tersebut kepada jasa pengiriman barang
sebesar Rp 60.000
Ø Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum
sebagai berikut:
i.
Jurnal membeli barang:
20/5 Pembelian Rp 500.000 -
Utang Dagang
- Rp 500.000
ii.
Jurnal membayar biaya angkut barang:
20/5 Beban Angkut Pemb.
Rp 60.000
-
Kas
- Rp 60.000
Walaupun syarat penyerahan barang adalh FOB Shipping
Point, terkadang penjual membayar lebih dulu biaya angkut pembelian.
Selanjutnya biaya angkut tersebut dibebankan kepada pembeli dengan
menambahkannya pada jumlah faktur pembelian.
Ø
Contoh 2:
Dari contoh nomor 1 diatas misalkan biaya angkut barang tersebut sementara
dibayar lebih dulu oleh PT Purnama dan dibebankan kepada PT Andalas dengan
menambahkannya pada faktur pembelian.
Ø
Transaksi tersebut diatas dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
i. Jurnal pembelian barang
20/5 Pembelian
Rp 500.000 -
Utang Dagang - Rp 500.000
ii. Jurnal membayar biaya angkut pembelian
20/5 Beban Angkut Pemb. Rp 60.000 -
Utang Dagang - Rp 60.000
5.
Pencatatan transaksi penjualan
Penjualan barang dagangan dapat dilakuakn secara tunai
atau kredit. Jurnal untuk mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas
mendebet akun kas (jika penjualan tunai) atau mendebet akun piutang dagang
(jika penjualan kredit) dan mengkredit akun penjualan.
Ø
Contoh 1:
Pada
tanggal 5 juni 2011 PT Naharina menjual barang dagangan secara tunai kepada PT
Andalas sebesar Rp 1.500.000
Ø
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Naharina dalam jurnal umum sebagai
berikut:
5/6 Kas - Rp 1.500.000
Penjualan
Rp 1.500.000 -
Ø
Contoh 2:
Pada tanggal 6 Juni 2011 PT Pesantren Baru menjual barang dagangannya
kepada PT Ngadirejo sebesar Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30
Ø
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Pesantren Baru dalam jurnal umum
sebagai berikut:
6/6 Piutang
Dagang Rp 2.500.000
-
Penjualan -
Rp 2.500.000
6.
Pencatatan transaksi retur penjualan dan pengurangan harga
Barang yang dijual ada kalanya dikembalikan oleh
pembeli karena barangnya rusak atau tidak sesuai pesanan. Atas pengembalian
barang tersebut dicatat akun retur penjualan dan pengurangan harga. Transaksi
akun penjualan akan dicatat disisi debit dan mengkredit akun piutang dagang
(apabila penjualan secara kredit) atau akan mengkredit akun kas (jika penjualan
secara tunai)
Ø
Contoh 1 :
Pada
tanggal 7 Juni 2011 PT Naharina menerima kembali barang yang telah dijual
kepada PT Andalas sebesar Rp 200.000 karena rusak. (lihat contoh 1 pada
transaksi penjualan diatas)
Ø Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum
sebagai berikut:
7/6 Retur
Penjualan Rp 200.000 -
Kas - Rp
200.000
Ø
Contoh 2:
Pada
tanggal 8 Juni 2011 PT Ngadirejo menerima kembali barang yang telah dijual
kepada PT Pesantren Baru sebesar Rp 500.000
Ø
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai
berikut:
8/8 Retur
Penjualan Rp 500.000 -
Piutang Dagang - Rp
500.000
7.
Pencatatan transaksi potongan tunai penjualan
Potongan tunai penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pembeli
karena pembeli membayar lebih awal dari jangka waktu pelunasan. Pencatatan
transaksi potongan tunai penjualan akan dicatat dalam jurnal umum pada akun
potongan tunai penjualan disisi debit.
Ø
Contoh :
Pada tanggal 10 Juni 2011 PT Ngadirejo melunasi utangnya sebagai pelunasan
faktur kepada PT Pesantren Baru sebesar
Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30.
Ø
Penyelesaiannya:
Jumlh. faktur 6 Juni 2011 dgn syarat 3/10, n/30 Rp 2.500.000
Potongan tunai 3% x Rp 2.500.000 =Rp 75.000-
Jmlh. yg diterima PT Ngadirejo tgl 10 Juni’11 =Rp 2.425.000
Ø
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai
berikut:
10/6 Kas Rp 2.425.000 -
Pot.Penjualan Rp 75.000 -
Piutang Dagang -
Rp 2.500.000
8.
Pencatatan transaksi beban angkut penjualan
Jika dalam syarat penyerahan barang ditetapkan FOB
Destination Point, biaya angkut barang sampai ke tempat pembeli menjadi
tanggungan penjual. Pihak penjual akan mencatat biaya pengiriman barang pada
akun beban angkut penjualan.
Ø
Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2011 PT Sejahtera menjual barang dagangannya kepada PT
Makmur dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Destination
Point. PT Sejahtera membayar biaya pengiriman barang sebesar Rp 50.000
Ø
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Sejahtera dalaam jurnal umum sebagai
berikut:
20/6 Beban Angkut Penjualan Rp
50.000 -
Kas -
Rp 50.000
3.Buku Besar
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan
rekening) yang ada dalam jurnal umum.Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo
dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam
jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah laporan atau
daftar yang memuat akun saldo dari buku besar pada periode tertentu, biasanya
pada akhir periode pembukuan. Neraca saldo disusun setelah semua transaksi yang
terdapat di dalam jurnal dipindah bukukan ke dalam akun-akun yang bersangkutan. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau
dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Neraca Saldo disusun untuk memastikan
bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah
saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Untuk lebih jelasnya
5.
Jurnal Penyesuaian
Jurnal
penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo
rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi,
atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan
periode yang lain.
Penyesuaian yang
diperlukan pada akhir periode di dalam
suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuian-penyesuaian
yang dilakukan dalam perusahaan jasa. Pada perusahaan dagang yang berbeda hanya
penyusunan penyesuaian akun persediaan barang dagang karena pada perusahaan
jasa tidak terdapat persediaan barang
dagang. penyesuaian akun persediaan barang dagang dilakukan dua kali karena
terdapat persediaan dagang awal dan persediaan barang dagang akhir.
Pada akhir periode, perusahaan
melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada di gudang. Dari
perhitungan ini akan dapat diketahui jumlah unit barang yang ada di gudang
(belum terjual) pada akhir periode. Jumlah unit ini kemudian dikalikan dengan
harga pokok barang yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok
persediaan yang ada pada akhir periode. Melalui perhitungan fisik ini harus
dimasukkan kedalam pembukuan perusahaa, agar pembukuan dapat memberiakan
informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada aakhir periode. Proses
untuk memasukkan data persedian akhir ke dalam pembukuan dapat dilakukan dengan
membuat jurnal penyesuaian. Dengan jurnal penyesuaian ini akan dapat memberikan
informasi mengenai persediaan akhir sekaligus juga HPP selama periode yang
bersangkutan. HPP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
· Pembelian Bersih = Pembelian + Beban
Angkut Pembelian – (retur pembelian + potongan pembelian)
· HPP = Persediaan barang dagang awal
+ pembelian bersih – persediaan barang dagang akhir
Sejalan dengan rumus tersebut maka
jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan Persediaan Barang Dagang Akhir pada
perusahaan adalah sebagai berikut:
1)
HPP Rp
xxx - Persediaan BD Awal - Rp
xxx
2)
HPP Rp
xxx - Pembelian - Rp
xxx
3)
Persediaan BD Akhir Rp xxx -
HPP - Rp
xxx
Apabila dalam buku besar terdapat akun-akunn
yang berpengaruh atas pembelian seperti beban angkut pembelian, retur dan
potongan pembelian maka saldo-saldo rekening-rekening tersebut harus
dipindahkan kerekening HPP melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1)
HPP Rp
xxx -
Beban Angkut
Pemb. - Rp xxx
2)
Retur Pembelian Rp xxx -
HPP - Rp xxx
3)
Potongan Pembelian Rp xxx -
HPP - Rp xxx
Sedangkan jurnal penyesuaian untuk
pemakaian perlengkapan, beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka serta penyusutan
aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1.
Jurnal
penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan
Beban Perlengkapan Rp
xxx
-Perlengkapan - Rp xxx
2.
Jurnal
penyesuaian untuk beban dibayar dimuka
Misalnya transaksi beban sewa, maka
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Sewa Rp xxx -
Sewa
dibayar Dimuka - Rp xxx
3.
Jurnal
penyesuaian untuk beban yang belum dibayar
Misalnya transaksi gaji yang belum dibayar,
maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Gaji Rp xxx -
Utang Gaji - Rp xxx
4.
Jurnal
untuk penyusutan aktiva tetap
Misalnya transaksi penyusutan gedung, maka
jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan
Gedung Rp xxx -
Akumulasi Peny. Gedung
- Rp xxx
6. Kertas Kerja atau Neraca Lajur
Neraca Lajur
adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan
penyusunan laporan keuangan.
Dalam neraca
lajur pada kolom penyesuaian dapat dilihat bahwa jurnal penyesuaian telah
memindahkan saldo persediaan (awal), pembelian dan akun-akun yang berhubungan
dengan pembelian ke akun baru yang disebut Harga Pokok Penjualan.
Pada kolom neraca saldo setelah
disesuaikan terlihat bahwa akun persediaan barang dagangan menunjukkan saldo
persediaan barang per akhir periode, sedangkan akun-akun Pembelian, Biaya
Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Pembelian tidak
bersaldo lagi karena telah dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan. Akun
penjualan dan akun-akun yang berhubungan dengan penjualan tidak memerlukan
penyesuaian.
Pada kolom rugi-laba, saldo akun Penjualan berada
pada sisi kredit, sedangkan saldo akun Retur dan Potongan Penjualan dan
Potongan Penjualan dicantumkan pada sisi debit, karena kedua akun tersebut akan
mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga Pokok Penjualan dicantumkan pada
sisi debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah biaya.
7.
Laporan
Keuangan
Laporan
keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan
merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha
(kinerja), dan perubahan posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan)
yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan.
Laporan
keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba atau
rugi, laporan perubahan modal dan neraca.
7.1.Laporan
Laba Rugi
Laporan
laba rugi adalah salah satu laporan keuanagn yang menyajikan hasil jual beli
barang dagangan, pendapatan lain-lain, dan beban usaha yang timbul dalam suatu
periode tertentu dalam rangka memperoleh keuntungan.
Beban
usaha pada perusahaan dagang dibedakan antara beban penjualan serta beban
administrasi umum. Beban penjualan adalah biaya-biaya yang digunakan untuk
kegiatan penjualan seperti beban gaji penjualan, beban iklan, beban perlengkapan
toko, beban penyusutan gedung toko dan beban-beban lain yang berhubungan dengan
kegiatan penjualan.
Sedangkan
beban administrasi dan umum adalah beban usaha yang bersifat umum atau biaya
yang tidak termasuk biaya penjualan.
7.2.Laporan
Perubahan Modal
Laporan
perubahan modal adalah yang berisi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi.
7.3.Neraca
Neraca
adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal perusahaan pada periode
tertentu. Neraca harus dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Oleh
karena itu unsur-unsur harta, utang dan modal harus disuun secara sistematis.
8.
Jurnal
Penutup
Jurnal penutup
adalah ayat jurnal yang digunakan untuk menutup akun nominal kelompok beban dan
pendapatan. Selain itu juga digunakan untuk menutup akun prive dan laba atau
rugi. Proses penutupan buku dilakukan dengan uraian sebagai berikut:
a.
Penutupan
Akun-akun Pendapatan
Akun
pendapatan utama dalam perusahaan dagang adalah akun Penjualan. Mengingat bahwa
akun ini memiliki dua buah akun pengurang, maka kedua akun tersebut dipindahkan
lebih dahulu ke akun Penjualan, dan selanjutnya saldo akun Penjualan neto
(setelah dikurangi dengan retur dan potongan penjualan, serta potongan
penjualan) dipindahkan ke akun Rugi-Laba. Jurnal-jurnal penutup yang harus
dibuat adalah sebagai berikut :
Penjualan.................................................. Rp
xxx
Retur dan
Potongan Penjualan............................... Rp
xxx
Penjualan.................................................. Rp
xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp
xxx
Apabila perusahaan memiliki akun-akun
pendapatan yang lain, seperti akun Pendapatan Sewa, Pendapatan Bunga, dan
pendapatan lainnya, maka akun-akun tersebut juga harus ditutup ke akun
Rugi-Laba dengan jurnal sebagai berikut :
Pendapatan sewa..................................... Rp
xxx
Pendapatan bunga.................................... Rp
xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp
xxx
b.
Penutupan
Akun-akun Biaya
Tahapan
selanjutnya yaitu memindahkan saldo-saldo semua akun biaya ke akun Rugi-Laba
dengan jurnal penutup sebagai berikut :
Rugi-Laba............................................................ Rp
xxx
Harga pokok
penjualan........................................................... Rp
xxx
Biaya-biaya............................................................................. Rp
xxx
c.
Penutupan
Akun Rugi-Laba
Setelah
semua akun pendapatan dan akun biaya ditutup, maka akun-akun tersebut tidak
memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah), karena dengan melakukan posting
jurnal-jurnal penutup diatas, semua akun nominal telah berpindah ke akun
Rugi-Laba. Tahap selanjutya adalah menutup akun Rugi-Laba ke akun Modal dengan
membuat jurnal penutup sebagai berikut :
Rugi-Laba................................................ Rp
xxx
Modal, xxx............................................................. Rp
xxx
d.
Penutupan
Akun Prive
Pada perusahaan
perseorangan saldo akun Prive pada akhir tahun harus ditutup ke akun Modal
dengan menggunakan jurnal penutup sebagai berikut :
Modal, xxx............................................................. Rp
xxx
Prive, xxx.................................................................................. Rp
xxx
Langganan:
Postingan (Atom)