Rabu, 27 Maret 2013

FOB adalah initialism yang berkaitan dengan pengiriman barang. Tergantung pada penggunaan tertentu, mungkin berdiri untuk Free On Board atau Pengangkutan On Board. FOB menentukan partai mana (pembeli atau penjual) yang membayar pengiriman dan pemuatan biaya, dan / atau di mana tanggung jawab atas barang ditransfer. Perbedaan terakhir adalah penting untuk menentukan kewajiban atau risiko kehilangan barang hilang atau rusak dalam perjalanan dari penjual kepada pembeli.
Makna yang tepat dan penggunaan "FOB" dapat bervariasi secara signifikan. Pengiriman internasional biasanya menggunakan "FOB" seperti yang didefinisikan oleh standar Incoterm, di mana ia selalu berdiri untuk "Free On Board". Pengiriman domestik di AS atau Kanada sering menggunakan arti yang berbeda, khusus untuk Amerika Utara, yang tidak konsisten dengan standar Incoterm.
Amerika Utara penggunaan FOB sesuai dengan Incoterms kurang lebih sebagai berikut:Amerika Utara IncotermFOB shipping point atau titik FOB shipping, pengiriman mengumpulkan FCA titik pengirimanFOB shipping point, barang prabayar CPT tujuanFOB destination atau tujuan FOB, freight tujuan DAP prabayarFOB tujuan, pengiriman mengumpulkan No setara IncotermIsi

    
* 1 Incoterm
    
* 2 Amerika Utara
    
* 3 Akuntansi dan audit
    
* 4 Referensi
 IncotermsInformasi lebih lanjut: Incoterms
Berdasarkan standar Incoterm diterbitkan oleh International Chamber of Commerce, FOB singkatan dari "Free On Board", dan selalu digunakan dalam hubungannya dengan pelabuhan muat [1]. Menunjukkan "FOB port" berarti bahwa penjual membayar untuk transportasi dari barang ke pelabuhan pengiriman, ditambah biaya beban. Pembeli membayar biaya transportasi angkutan laut, asuransi, bongkar, dan transportasi dari pelabuhan kedatangan ke tujuan akhir. Berlalunya risiko terjadi ketika barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengiriman.
Misalnya, "FOB Vancouver" menunjukkan bahwa penjual akan membayar untuk transportasi barang ke pelabuhan Vancouver, dan biaya muat barang ke kapal kargo (ini termasuk pedalaman pengangkutan, Bea cukai, asal biaya dokumentasi, demurrage jika ada, biaya penanganan Pelabuhan asal, dalam hal ini Vancouver). Pembeli membayar semua biaya di luar itu titik (termasuk bongkar). Tanggung jawab untuk barang dengan penjual sampai barang melewati pagar kapal. Setelah kargo sudah lewat pagar kapal dan di kapal, pembeli mengasumsikan resiko.
Karena potensi kebingungan dengan penggunaan Utara dalam negeri Amerika "FOB", disarankan bahwa penggunaan Incoterms secara eksplisit ditentukan, bersama dengan edisi standar [2] [3]. Misalnya, "FOB New York (Incoterms 2000 ) ". Incoterms diterapkan terutama untuk perdagangan internasional, bukan perdagangan dalam negeri dalam suatu negara.
Ini penggunaan "FOB" berasal dari hari-hari kapal berlayar. Ketika pertama ICC menulis pedoman mereka untuk penggunaan istilah pada tahun 1936, [4] rel kapal sering masih relevan, sebagai barang sering melewati rel dengan tangan. Dalam era modern containerization, "rel kapal" istilah agak kuno untuk tujuan perdagangan. Standar telah mencatat hal ini. Incoterms 1990 menyatakan, "Ketika kereta api kapal tidak melayani tujuan praktis, seperti dalam kasus lalu lintas roll-on/roll-off atau wadah, istilah FCA lebih tepat untuk digunakan." Incoterms 2000 mengadopsi kata-kata, "Jika para pihak tidak berniat untuk mengirimkan barang-barang melintasi rel kapal, istilah FCA harus digunakan." [1][Sunting] Amerika Utara
Di Amerika Serikat, FOB istilah umum digunakan saat pengiriman barang untuk menunjukkan siapa yang membayar biaya bongkar muat dan transportasi, dan / atau tempat di mana tanggung jawab transfer barang dari pengirim ke pembeli.
"FOB shipping point" atau "asal FOB" menunjukkan pembeli membayar biaya pengiriman dan mengambil tanggung jawab untuk barang pada saat barang meninggalkan tempat penjual. "FOB tujuan" menunjuk penjual akan membayar biaya pengiriman dan tetap bertanggung jawab atas barang sampai pembeli mengambil kepemilikan [5].
Sebelumnya, di bawah Uniform Commercial Code, baik "asal FOB" dan "tujuan FOB" meninggalkan penjual bertanggung jawab untuk membayar biaya pemuatan barang di atas kapal pembawa, maka "Free On Board". Ketika pembeli bertanggung jawab untuk memuat biaya juga, istilah UCC adalah "FAS", "Free Selain". [6] Saat ini, UCC telah dihapus FOB dan FAS meninggalkan definisi istilah-istilah ini hingga penafsiran para pihak atau hukum negara yang berlaku itu. Banyak negara telah sepenuhnya atau sebagian mengadopsi istilah UCC tanpa menyadari bahwa UCC telah meninggalkan definisi. [7] [tidak dalam kutipan yang diberikan]
Sebuah istilah terkait tetapi terpisah "CAP" ("pelanggan diatur pickup") digunakan untuk menunjukkan bahwa pembeli akan mengatur pembawa pilihan mereka untuk memilih barang sampai di tempat penjual, dan tanggung jawab untuk setiap kerusakan atau kerugian milik pembeli.[Sunting] Akuntansi dan audit
Di masa lalu, Anda akan dapat menentukan kapan gelar ditransfer untuk barang didasarkan pada titik FOB. Sebagai contoh, pada tahun dan periode-end barang dalam perjalanan bawah "FOB tujuan" (Amerika Utara penggunaan) muncul pada neraca penjual tetapi tidak dalam neraca pembeli, karena risiko dan manfaat dari perubahan kepemilikan kepada pembeli di "tujuan" port.
Adalah jauh lebih mudah untuk menentukan transfer judul ketika dengan mengacu pada persyaratan yang telah disepakati dan kondisi transaksi, biasanya, judul melewati dengan risiko kerugian. Pengalihan hak dapat terjadi pada waktu yang berbeda (atau peristiwa) dibanding istilah pengiriman FOB. Pengalihan hak adalah unsur pendapatan yang menentukan siapa yang memiliki barang dan nilai yang berlaku.
Biaya impor ketika mereka mencapai perbatasan satu negara untuk memasuki negara lain di bawah kondisi FOB Destination adalah karena di pelabuhan pabean negara tujuan. [8]
Dengan munculnya e-commerce, transaksi elektronik paling komersial terjadi di bawah ketentuan "FOB shipping point" atau "FCA titik pengiriman".

Selasa, 26 Maret 2013

AKUNTANSI DALAM PERUSAHAAN DAGANG
1.      Pengantar
Dalam dunia usaha kita mengenal perusahaan jasa dan perusahaan dagang.Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembelian dan penjualan.
Kegiatan perdagangan yang makin berkembang menuntut ketersediaan laporan keuangan yang cepat dan akurat.Seorang akuntan memiliki tugas untuk membukukan transaksi yang terjadi di perusahaan harus dapat memenuhi harapan tersebut.Hal ini dimulai dengan melakukan analisis dan mencatat transaksi secara tepat.
1.1  Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha pokok membeli barang dari pihak lain dan menjualnya kembali kepada pihak lain tanpa mengubah wujud fisik atau sifat barang tersebut dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan.
Barang dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dengan tanpa mengubah wujud fisik ataupun sifat barang tersebut.
Berikut ini merupakan karakteristik dari perusahaan dagang:
1.    Kegiatannya melakukan pembelian dan penjualan barang dagangan
2.    Pendapatannya berasal dari hasil penjualan barang dagangan
3.    Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk menentukan laba atau rugi
4.    Beban operasionalnya terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi umum
1.2  Kegiatan dan Siklus Perusahaan Dagang
ü Transaksi-transaksi yang menjadi ciri-ciri perusahaan dagang yaitu sebagai berikut:
1.      Transaksi pembelian barang dagangan
Transaksi pembelian barang dagangan adalah membeli barang dagangan baik secara tunai maupun secara kredit. Jika pembeliannya secara kredit maka akan menimbulkan Utng Dagang.
2.      Transaksi Retur Pembelian dan Pengurangan harga
Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga adalah mengembalikanatau sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
3.      Potongan Pembelian
Potongan pembelian adalah potongan yang diterima pembeli karena melunasi utang secara tunai atau lebih cepat dari pada jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
4.      Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian adalah biaya beban angkut yang ditanggung oleh pembeli.
5.      Transaksi Penjualan Barang Dagangan
Transaksi penjualan barang dagangan adalah menjual barang dagangan baik secara tunai maupun kredit. Jika penjualannya secara kredit maka akan menimbulkan piutang dagang.
6.      Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga adalah menerima kembali sebagian barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
7.      Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual karena pelunasan piutang dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
8.      Beban Angkut Penjualan
Beban angkut penjualan adalah biaya beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung oleh penjual.
9.      Pembayaran Utang
Pembayaran utang adalah melunasi kewajiban atas pembelian barang dagangan secara kredit.
10.  Penerimaan Piutang
Penerimaan piutang adalah menerima pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
11.  Persediaan Barang Dagangan
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali ada kalanya selama periode tertentu belum seluruhnya terjual sehinga pada akhir periode tertentu masih terdapat sisa barang dagangan. Sisa barang dagangan yang belum terjual ini setelah dihitung nilainya akan dicatat pada akun persediuaan barang dagangan. Bukti pencatatan untuk persediaan barangdagangan ini adalah bukti memorial.
ü    Syarat Pembayaran dan Penyerahan Barang
1.      Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran  yang biasanya berlaku dalam transaksi jual beli antara lain sebagai berikut:
a)      Pembayaran tunai atau on cash, artinya pembayaran dilakukan pada saat terjadinya penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli atau pada saat terjadinya transaksi jual beli.
b)      Pembayaran kredit atau on account, artinya pembayaran dilakukan selang beberapa waktu setelah penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Jangka waktu pembayaran (saat jatuh tempo) biasanya dicantumkan dalam faktur atau bukti transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan. Syarat-syarat pembayaran yang tercantum dalam faktur antara lain adalah sebagai berikut:
v  Syarat n/30
Artinya pembeli harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari setelah tanggal transaksi.
v  Syarat 2/10 n/30
Artinya pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila ia melunasi harga barang paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi atau pembeli melunasi harga barang dalam kurun waktu 30 harisetelah tanggal transaksi tanpa mendapatkan potongan.
v  Syarat EOM (End of Month)
Artinya harga bersih faktur harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan dan pihak penjual tidak memberi potongan tunai kepada pembeli
v  Syarat 2/15 EOM
Artinya adalah jika pembayaran dilakukan dalam waktu 15 hari maka pembeli akan mendapatkan potongan 2 %, sedangkan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya pada akhir bulan.
2.      Syarat Penyerahan Barang
Syarat penyerahan barang merupakan kesepakatan antara pihak penjual dan pihak pembeli yang berhubungan dengan tempat barang yang akan diserahterimakan setelah terjadi kecocokan atau kesesuaian mengenai harga. Jadi syarat penyerahan adalah perjanjian antara kedua belah pihak mengenai siapa yang akan menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli. Beberapa syarat penyerahan yang biasanya terjadi dalam jual beli barang yaitu sebagai berikut:
a)      FOB Destination Point (free on board destination point)
FOB destination point atau frangko gudang pembeli yaitu biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai kegudang pembeli ditanggung oleh penjual. Hak kepemilikan barang masih ditangan penjual sampai barang sampai ketangan pembeli.
b)      FOB Shipping Point (free on board shipping point)
FOB shipping point atau frangko gudang penjual adalah biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli. Hak kepemilikan barang sejak keluar dadri gudang penjual sudah menjadi hak pembeli.
c)      CIF (cost, insurance and freight)
CIF adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang dan premi asuransi kerugian atas barang tersebut.
d)     CIFIC (cost, insurance, and freight inclusive commission)
CIFIC adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang, premi asuransi kerugian serta tanggungan biaya komisi atas barang tersebut.
1.3  Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
a.       Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan/penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu.Dalam proses perusahaan jasa hanya melakukan kegiatan menjual jasa. Dan ini yang menjadikan perusahaan jasa sangat mudah di lakukan proses penjurnalan. Akan tetapi jangan lupa jika melakukan proses penjurnalan dan pembuatan laporan keuangan harus dengan teliti. Jika salah sedikit bisa membuat kesaalahan pada laporan - laporan selanjutnya.
 Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi tidak terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan
b.      Perusahaan Dagang
Dalam proses perusahaan dagang,ini terjadi banyak kegiatan jadi lebih rumit daripada perusahaan jasa. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.kegiatan dalam perusahaan dagang ialah : Membeli barang dagang , Menjual barang dagang , Memberikan potongan jika perlu. dan lain-lain. Inilah juga yang membuat perusaahn dagang harus meiliki akuntan yang sangat teliti. Karena ke depannya perlu sekali seorang akuntan untuk bisa meninjau , membuat , memberikan informasi berupa alaporan yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.pada perusahaan dagang muncul akun persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.

1.4  Aturan Debit Kredit dalam Akuntansi Perusahaan Dagang
   Pada hakekatnya aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang tidak berbeda jauh dengan perusahaan jasa, hanya saja pembeda dari kedua perusahaan dagang tersebut yaitu adanya akun yang tidak terdapat dalam perusahaan jasa tetapi ada dalam perusahaan dagang. Untuk lebih jelasnya kita lihat aturan-aturan debit dan kredit yang terdapat dalam perusahaan dagang sebagai berikut :
Nama Akun
Debit
Kredit
Saldo Normal
Kas
+
-
Debit
Kendaraan
+
-
Debit
Piutang Dagang
+
-
Debit
Barang Habis pakai
+
-
Debit
Peralatan Kantor
+
-
Debit
Gedung
+
-
Debit
Tanah
+
-
Debit
Perabotan
+
-
Debit
Perlengkapan
+
-
Debit
Asuransi di bayar dimuka
+
-
Debit
Sewa dibayar dimuka
+
-
Debit
Beban dibayar dimuka
+
-
Debit
Biaya Sewa
+
-
Debit
Macam-macam biaya
+
-
Debit
Gaji Pegawai
+
-
Debit
Biaya Bunga
+
-
Debit
Biaya Promosi
+
-
Debit
Prive
+
-
Debit
Utang dagang
-
+
Kredit
Utang Jangka Panjang
-
+
Kredit
Utang Jangka Pendek
-
+
Kredit
Pendapatan
-
+
Kredit
Modal
-
+
Kredit
Pendapatan lainnya
-
+
Kredit
Pendapatan diterima dimuka
-
+
Kredit
Beban yang masih harus dibayar
-
+
Kredit
Sewa diterima dimuka
-
+
Kredit
Persediaan barang dagangan
+
-
Debit
Penjualan
-
+
Kredit
Retur penjualan dan pengurangan harga
+
-
Debit
Potongan penjualan
+
-
Debit
Beban angkut penjualan
+
-
Debit
Pembelian
+
-
Debit
Retur pembelian dan pengurangan harga
-
+
Kredit
Potongan pembelian
-
+
Kredit
Biaya angkut pembelian
+
-
Debit
2        Jurnal Umum
Berikut ini merupakan cara pencatatan transaksi-transaksi dalam jurnal umum:
1.         Pencatatan transaksi pembelian
Pada saat pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian dan mengkredit akun kas (jika pembelian secara tunai) atau mengkredit akun utang dagang (jika pembelian secara kredit)
Ø  Contoh 1:
Pada tanggal 5 Mei 2011 PT.Andalas membeli barang dagangan secara tunai kepada PT. Royal sebesar Rp. 200.000
Ø  Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/5    Pembelian                 Rp. 200.000                -
Kas                              -           Rp. 200.000
Ø  Contoh 2:
Pada tanggal 7 Mei PT. Andalas membeli barang dagangan secara kredit kepada PT. Royal sebesar Rp. 200.000
Ø  Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalamjurnal umum sebagai berikut:
7/5     Pembelian               Rp. 200.000                -
Utang Dagang             -           Rp. 200.000
2.      Pencatatan transaksi retur pembelian dan  pengurangan harga
Barang yang dibeli ada kalanya tidak sesuai dengan pesanan, maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada penjual atau dilakukan pengurangan harga pembelian. Transaksi tersbut diatas dicatat dengan mengkredit akun retur pembelian dan pengurangan harga pembelian, serta mendebit akun kas jika pembelian secara tunai. Apabila pembelia secara kredit maka akun yang di debit adalah akun utang dagang.
Ø  Contoh 1:
Pada tanggal 12 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara tunai pd tanggal 5 Mei  kepada PT Royal karena rusak sebesar Rp 50.000
Ø  Transaksi diatas akan dicatat PT Royal dalam jurnal umum sebagai berikut:
12/5   Kas                                   Rp 50.000               -                                                   Retur Pembelian                    -           Rp 50.000
Ø  Contoh 2:
Pada tanggal 14 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara kredit dari PT Widya sebesar Rp 50.000
Ø  Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
                         14/5   Utang Dagang              Rp 50.000                   -
                     Retur Pembelian                  -           Rp 50.000
3.      Pencatatan transaksi potongan pembelian
Dalam pembelian barang telah ditentukan syarat pembayaran pada faktur, misalnya 2/10 n/30. Artinya pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2% dari harga awal barang dagang apabila pembeli melunasi utangnya paling lambat 10 hari dari tanggal transaksi atau pembeli tidak akan mendapatkan potongan jika melunasi utangnya dalam kurun waktu 30 hari.
Ø  Contoh :
Pada tanggal 24 Mei 2011 PT Intn membayar utang sebagai pelunasan faktur pembelian tertanggal 20 Mei 2011 kepada PT Bumi Persada sebesar Rp 400.000 dengan syarat 2/10, n/30
Ø  Penyelesaiannya:
Karena pelunasan faktur dilakukan pada tanggal 24 Mei 2011 atau 4 hari  setelah tanggal transaksi, maka tramsaksi terjadi dalam masa potongan. Perhitungan potongan yang diterima PT Intan Perwira dan jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut:
     Jumlah harga dalam faktur              =Rp 4.000.000
     Pot. Tunai 2% x Rp 4.000.000       =Rp    800.000+
     Jumlah yang harus dibayar              =Rp 3.200.000
Ø  Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum  sebagai berikut:
24/5   Utang Dagang        Rp 4.000.000            -
                 Kas                              -             Rp 3.200.000
                 Pot.Pembelian             -             Rp    800.000
4.      Pencatatan transaksi beban angkut pembelian
Jika dalam syarat penyerahan barang ada FOB Shipping Point, yaitu biaya angkut atas barang dari gudang penjual sampai ke tempat pembeli menjadi tanggungan pembeli.
Ø Contoh 1:
Pada tanggal 20 Mei 2011 PT Andalas membeli barang dagangan  dari PT Purnama seharga Rp 500.000 dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Shipping Point. PT Andalas membayar biaya angkut atas barang tersebut kepada jasa pengiriman barang sebesar Rp 60.000
Ø Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
                      i.            Jurnal membeli barang:
20/5    Pembelian                 Rp 500.000                -
                 Utang Dagang               -             Rp 500.000
                       ii.          Jurnal membayar biaya angkut barang:
20/5    Beban Angkut Pemb Rp 60.000                -
                                    Kas                              -               Rp 60.000
Walaupun syarat penyerahan barang adalh FOB Shipping Point, terkadang penjual membayar lebih dulu biaya angkut pembelian. Selanjutnya biaya angkut tersebut dibebankan kepada pembeli dengan menambahkannya pada jumlah faktur pembelian.
Ø  Contoh 2:
Dari contoh nomor 1 diatas misalkan biaya angkut barang tersebut sementara dibayar lebih dulu oleh PT Purnama dan dibebankan kepada PT Andalas dengan menambahkannya pada faktur pembelian.
Ø  Transaksi tersebut diatas dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
i.  Jurnal pembelian barang
20/5  Pembelian               Rp 500.000                 -
             Utang Dagang                -              Rp 500.000
ii.   Jurnal membayar biaya angkut pembelian
20/5  Beban Angkut Pemb.       Rp 60.000        -
               Utang Dagang                         -               Rp 60.000
5.      Pencatatan transaksi penjualan
Penjualan barang dagangan dapat dilakuakn secara tunai atau kredit. Jurnal untuk mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas mendebet akun kas (jika penjualan tunai) atau mendebet akun piutang dagang (jika penjualan kredit) dan mengkredit akun penjualan.
Ø  Contoh 1:
Pada tanggal 5 juni 2011 PT Naharina menjual barang dagangan secara tunai kepada PT Andalas sebesar Rp 1.500.000
Ø  Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Naharina dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/6   Kas                                     -                       Rp 1.500.000
                           Penjualan         Rp 1.500.000                            -
Ø  Contoh 2:
Pada tanggal 6 Juni 2011 PT Pesantren Baru menjual barang dagangannya kepada PT Ngadirejo sebesar Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30
Ø  Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Pesantren Baru dalam jurnal umum sebagai berikut:
6/6  Piutang Dagang                  Rp 2.500.000                 -
                           Penjualan                                 -             Rp 2.500.000
6.      Pencatatan transaksi retur penjualan dan pengurangan harga
Barang yang dijual ada kalanya dikembalikan oleh pembeli karena barangnya rusak atau tidak sesuai pesanan. Atas pengembalian barang tersebut dicatat akun retur penjualan dan pengurangan harga. Transaksi akun penjualan akan dicatat disisi debit dan mengkredit akun piutang dagang (apabila penjualan secara kredit) atau akan mengkredit akun kas (jika penjualan secara tunai)
Ø  Contoh 1 :
Pada tanggal 7 Juni 2011 PT Naharina menerima kembali barang yang telah dijual kepada PT Andalas sebesar Rp 200.000 karena rusak. (lihat contoh 1 pada transaksi penjualan diatas)
Ø Transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
7/6  Retur Penjualan                  Rp 200.000                 -
                           Kas                                          -           Rp 200.000
Ø  Contoh 2:
Pada tanggal 8 Juni 2011 PT Ngadirejo menerima kembali barang yang telah dijual kepada PT Pesantren Baru sebesar Rp 500.000
Ø  Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
8/8  Retur Penjualan            Rp 500.000                       -
                           Piutang Dagang               -                  Rp 500.000
7.      Pencatatan transaksi potongan tunai penjualan
Potongan tunai penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pembeli karena pembeli membayar lebih awal dari jangka waktu pelunasan. Pencatatan transaksi potongan tunai penjualan akan dicatat dalam jurnal umum pada akun potongan tunai penjualan disisi debit.
Ø  Contoh :
Pada tanggal 10 Juni 2011 PT Ngadirejo melunasi utangnya sebagai pelunasan faktur kepada PT Pesantren Baru sebesar
Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30.
Ø  Penyelesaiannya:
Jumlh. faktur 6 Juni 2011 dgn syarat 3/10, n/30  Rp 2.500.000
Potongan tunai 3% x Rp 2.500.000                    =Rp      75.000-
Jmlh. yg diterima PT Ngadirejo tgl 10 Juni’11  =Rp 2.425.000
Ø  Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
10/6   Kas                                               Rp 2.425.000              -
          Pot.Penjualan                               Rp      75.000              -
                           Piutang Dagang                      -             Rp 2.500.000
8.      Pencatatan transaksi beban angkut penjualan
Jika dalam syarat penyerahan barang ditetapkan FOB Destination Point, biaya angkut barang sampai ke tempat pembeli menjadi tanggungan penjual. Pihak penjual akan mencatat biaya pengiriman barang pada akun beban angkut penjualan.
Ø  Contoh
Pada tanggal 20 Juni 2011 PT Sejahtera menjual barang dagangannya kepada PT Makmur dengan syarat 2/10, n/30. Syarat penyerahan barang FOB Destination Point. PT Sejahtera membayar biaya pengiriman barang sebesar Rp 50.000
Ø  Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Sejahtera dalaam jurnal umum sebagai berikut:
         20/6  Beban Angkut Penjualan     Rp 50.000                -
               Kas                                          -              Rp 50.000
3.Buku Besar
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada dalam jurnal umum.Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah laporan atau daftar yang memuat akun saldo dari buku besar pada periode tertentu, biasanya pada akhir periode pembukuan. Neraca saldo disusun setelah semua transaksi yang terdapat di dalam jurnal dipindah bukukan ke dalam akun-akun yang bersangkutan. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Untuk lebih jelasnya
5.      Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian yang diperlukan  pada akhir periode di dalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuian-penyesuaian yang dilakukan dalam perusahaan jasa. Pada perusahaan dagang yang berbeda hanya penyusunan penyesuaian akun persediaan barang dagang karena pada perusahaan jasa tidak  terdapat persediaan barang dagang. penyesuaian akun persediaan barang dagang dilakukan dua kali karena terdapat persediaan dagang awal dan persediaan barang dagang akhir.
Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada di gudang. Dari perhitungan ini akan dapat diketahui jumlah unit barang yang ada di gudang (belum terjual) pada akhir periode. Jumlah unit ini kemudian dikalikan dengan harga pokok barang yang bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok persediaan yang ada pada akhir periode. Melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan kedalam pembukuan perusahaa, agar pembukuan dapat memberiakan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada aakhir periode. Proses untuk memasukkan data persedian akhir ke dalam pembukuan dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Dengan jurnal penyesuaian ini akan dapat memberikan informasi mengenai persediaan akhir sekaligus juga HPP selama periode yang bersangkutan. HPP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
·      Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut Pembelian – (retur pembelian + potongan pembelian)
·      HPP = Persediaan barang dagang awal + pembelian bersih – persediaan barang dagang akhir
Sejalan dengan rumus tersebut maka jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan Persediaan Barang Dagang Akhir pada perusahaan adalah sebagai berikut:
1)      HPP                                                       Rp xxx                              -     Persediaan BD Awal                               -                Rp xxx
2)        HPP                                                       Rp xxx                              -     Pembelian                                                -                Rp xxx
3)        Persediaan BD Akhir                             Rp xxx                              -
HPP                                                            -                Rp xxx
 Apabila dalam buku besar terdapat akun-akunn yang berpengaruh atas pembelian seperti beban angkut pembelian, retur dan potongan pembelian maka saldo-saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan kerekening HPP melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1)      HPP                                                       Rp xxx                                    -
         Beban Angkut Pemb.                        -                    Rp xxx
2)      Retur Pembelian                                    Rp xxx                                    -
HPP                                                  -                    Rp xxx
3)      Potongan Pembelian                              Rp xxx                                    -
HPP                                                  -                     Rp xxx
Sedangkan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan, beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka serta penyusutan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
1.              Jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan
Beban Perlengkapan                Rp xxx                                                -Perlengkapan                     -                               Rp xxx
2.              Jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka
Misalnya transaksi beban sewa, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Sewa                                  Rp xxx                             -
Sewa dibayar Dimuka              -                          Rp xxx
3.              Jurnal penyesuaian untuk beban yang belum dibayar
Misalnya transaksi gaji yang belum dibayar, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Gaji                                   Rp xxx                               -                       Utang Gaji                           -                                       Rp xxx
4.              Jurnal untuk penyusutan aktiva tetap
Misalnya transaksi penyusutan gedung, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Beban Penyusutan Gedung                 Rp xxx                       -
                        Akumulasi Peny. Gedung              -                    Rp xxx
6.  Kertas Kerja atau Neraca Lajur
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Dalam neraca lajur pada kolom penyesuaian dapat dilihat bahwa jurnal penyesuaian telah memindahkan saldo persediaan (awal), pembelian dan akun-akun yang berhubungan dengan pembelian ke akun baru yang disebut Harga Pokok Penjualan.
Pada kolom neraca saldo setelah disesuaikan terlihat bahwa akun persediaan barang dagangan menunjukkan saldo persediaan barang per akhir periode, sedangkan akun-akun Pembelian, Biaya Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Pembelian tidak bersaldo lagi karena telah dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan. Akun penjualan dan akun-akun yang berhubungan dengan penjualan tidak memerlukan penyesuaian.
Pada kolom rugi-laba, saldo akun Penjualan berada pada sisi kredit, sedangkan saldo akun Retur dan Potongan Penjualan dan Potongan Penjualan dicantumkan pada sisi debit, karena kedua akun tersebut akan mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga Pokok Penjualan dicantumkan pada sisi debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah biaya.
7.      Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha (kinerja), dan perubahan posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan) yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba atau rugi, laporan perubahan modal dan neraca.
7.1.Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuanagn yang menyajikan hasil jual beli barang dagangan, pendapatan lain-lain, dan beban usaha yang timbul dalam suatu periode tertentu dalam rangka memperoleh keuntungan.
Beban usaha pada perusahaan dagang dibedakan antara beban penjualan serta beban administrasi umum. Beban penjualan adalah biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan penjualan seperti beban gaji penjualan, beban iklan, beban perlengkapan toko, beban penyusutan gedung toko dan beban-beban lain yang berhubungan dengan kegiatan penjualan.
Sedangkan beban administrasi dan umum adalah beban usaha yang bersifat umum atau biaya yang tidak termasuk biaya penjualan.
7.2.Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah yang berisi informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perubahan modal dalam satu periode akuntansi.
7.3.Neraca
Neraca adalah laporan mengenai harta, utang, dan modal perusahaan pada periode tertentu. Neraca harus dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu unsur-unsur harta, utang dan modal harus disuun secara sistematis.
8.      Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah ayat jurnal yang digunakan untuk menutup akun nominal kelompok beban dan pendapatan. Selain itu juga digunakan untuk menutup akun prive dan laba atau rugi. Proses penutupan buku dilakukan dengan uraian sebagai berikut:
a.      Penutupan Akun-akun Pendapatan
Akun pendapatan utama dalam perusahaan dagang adalah akun Penjualan. Mengingat bahwa akun ini memiliki dua buah akun pengurang, maka kedua akun tersebut dipindahkan lebih dahulu ke akun Penjualan, dan selanjutnya saldo akun Penjualan neto (setelah dikurangi dengan retur dan potongan penjualan, serta potongan penjualan) dipindahkan ke akun Rugi-Laba. Jurnal-jurnal penutup yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
Penjualan.................................................. Rp xxx
Retur dan Potongan Penjualan............................... Rp xxx
Penjualan.................................................. Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx
Apabila perusahaan memiliki akun-akun pendapatan yang lain, seperti akun Pendapatan Sewa, Pendapatan Bunga, dan pendapatan lainnya, maka akun-akun tersebut juga harus ditutup ke akun Rugi-Laba dengan jurnal sebagai berikut :
Pendapatan sewa..................................... Rp xxx
Pendapatan bunga.................................... Rp xxx
Rugi-Laba.............................................................. Rp xxx
b.      Penutupan Akun-akun Biaya
Tahapan selanjutnya yaitu memindahkan saldo-saldo semua akun biaya ke akun Rugi-Laba dengan jurnal penutup sebagai berikut :
Rugi-Laba............................................................ Rp xxx
Harga pokok penjualan........................................................... Rp xxx
Biaya-biaya............................................................................. Rp xxx
c.       Penutupan Akun Rugi-Laba
Setelah semua akun pendapatan dan akun biaya ditutup, maka akun-akun tersebut tidak memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah), karena dengan melakukan posting jurnal-jurnal penutup diatas, semua akun nominal telah berpindah ke akun Rugi-Laba. Tahap selanjutya adalah menutup akun Rugi-Laba ke akun Modal dengan membuat jurnal penutup sebagai berikut :
Rugi-Laba................................................ Rp xxx
Modal, xxx............................................................. Rp xxx
d.   Penutupan Akun Prive
Pada perusahaan perseorangan saldo akun Prive pada akhir tahun harus ditutup ke akun Modal dengan menggunakan jurnal penutup sebagai berikut :
Modal, xxx............................................................. Rp xxx
Prive, xxx.................................................................................. Rp xxx